desa penglipuran

Pulau Bali tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang mampu membius siapapun yang datang, namun pulau yang mendapat julukan sebagai Pulau Dewata ini juga terkenal akan kekentalan budaya dan adat istiadatnya yang hingga saat ini masih dijunjung tinggi. Jika Anda ingin melihat secara langsung betapa kayanya budaya dan adat istiadat Bali, Anda bisa langsung berkunjung ke 5 desa adat di Bali ini. Disini, Anda akan dimanjakan dengan ragam budaya Bali yang sangat kental dan tentunya akan selalu membuat Anda ingin kembali karena kelima desa adat di Bali ini sangatlah istimewa. Nah, berikut ini adalah 5 desa adat di Bali yang wajib Anda kunjungi.

1. Desa Penglipuran

desa penglipuran
amiedelisa.com

Desa adat di Bali yang satu ini wajib sekali Anda kunjungi karena desa ini sudah sangat terkenal di di mata dunia. Desa Penglipuran berada di Kubu, Kabupaten Bangli yang berjarak sekitar 45 kilometer dari pusat kota Denpasar.

Nama Desa Penglipuran berasal dari kata Lengeling dan Pura yang berarti mengingat tempat suci (pura leluhur). Penduduk desa ini adalah masyarakat Bali Mula yang awalnya berasal dari Desa Bayung Gede, Kintamani kemudian bermigrasi ke Desa Kubu Bayung yang saat ini menjadi Desa Penglipuran. Mereka kemudian menetap dengan masih menjada keluhuran falsafah budaya mereka.

Suasana yang ditawarkan oleh Desa Penglipuran ini adalah suasana desanya yang sangat tenang dan asri karena berlokasi di dataran tinggi. Tak hanya itu, desa ini tentunya memiliki sejumlah keunikan yang tidak bisa Anda temukan di desa lain, seperti rumah-rumah penduduknya yang tampak seragam pada bagian depannya. Desa ini juga memiliki lorong yang rapi, bersih dan cantik dimana Anda bisa menyusuri lorong ini sambil sesekali berfoto.

Keunikan lain pada dessa adat di
Bali ini adalah adanya larangan untuk kendaraan bermotor untuk masuk kawasan
desa ini. Jadi, Anda yang ingin berkunjung kesini harus berjalan kaki karena
kendaraan harus diparkir di luar desa. Karena peraturan inilah yang membuat
desa ini sangat hijau dan udaranya sejuk bebas polusi.

2. Desa Tenganan Pegringsingan

Desa Adat terkenal di Bali
kebudayaan.kemdikbud.go.id

Desa adat di Bali selanjutnya
bernama Desa Tenganan Pegringsingan atau yang biasa dikenal sebagai Desa
Tenganan. Desa ini berada di Kabupaten Karangasem yang berjarak sekitar 60
kilometer dari pusat kota Denpasar.

Desa seluas 917,2 hektar ini dihuni  oleh pendudukBali Mula yang hingga saat ini
masih memegang teguh aturan adat dari leluhur. Masyarakat Desa Tenganan
memiliki peraturan yang biasa disebut sebagai Awig-Awig. Beberapa contohnya
seperti dilarang berpoligami ataupun bercerai. Selain itu, ada juga aturan
untuk mengatur sistem pemerintahan, hak sumber daya alam, hak tanah,
pendidikan, perkawinan dan upacara adat.

Meskipun masih memegang teguh aturan
dari leluhur, namun masyarakat desa ini sangat terbuka dengan hal baru yang
berbau modernisasi. Misalnya seperti listrik, transportasi dan alat komunikasi.
Anak-anak di Desa Tenganan pun didorong untuk mendapatkan pendidikan tinggi.

Masyarakat desa adat di Bali ini pun
juga memiliki talenta yang luar biasa, salah satunya adalah terbiasa menenum
kain gringsing mereka sendiri, dimana kain ini memang hanya diprosuksi di desa
ini. Tak hanya kain tenun, Anda juga bisa melihat kerajinan ukir atau lukis
daun lontar.

Saat berkunjung, pastikan Anda
sempat untuk berbincang dengan penduduk disana dan mendengarkan sedikit cerita
mereka. Tak hanya itu, Anda juga bisa melihat upacara adat yang biasanya
digelar di bulan Januari, Februari, Juni dan Desember.

3. Desa Nyuh Kuning

desa nyuh kuning
pinterest.ie

Desa Nyuh Kuning juga menjadi salah
satu desa adat di Bali yang tak boleh Anda lewatkan. Pasalnya, desa tak hanya
menjadi wisatawan lokal tapi juga wisatawan mancanegara. Desa Nyuh Kuning
berada di Jalan Raya Nyuh Kuning, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

Wisatawan tertarik berkunjung ke
desa ini karena adanya budaya dan adat penduduk yang masih tradisional dan tak
tersentuh oleh modernisasi. Desa Nyuh Kuning ini dibangun menggunakan konsep
Tri Hita Karana, yaitu menjaga keselarasan dan keharmonisan hubungan antara
manusia dengan alam, menusia dengan sesame manusia dan juga anatara manusia
dengan Tuhan.

Pariwisata yang disuguhkan oleh desa
ini cenderung mengadopsi budaya lokal dan alami tanpa sentuhan modernisasi.
Jadi saat berkunjung kesini, Anda bisa menikmati alam dan budaya khas pedesaan
dalam satu waktu. Biasanya, kegiatan yang sering dilakukan wisatawan di desa
ini adalah bersepeda atau berjalan kaki berkeliling desa. Hijaunya alam dan
sejuknya udara di desa ini tentu mampu menjadi penghilang jenuh dari rutinitas
sehari-hari Anda.

Anda bisa menginap di rumah-rumah
warga untuk berbaur dengan penduduk lokal dan mengenal lebih jauh soal budaya
mereka. Tak hanya itu, di malam hari Anda akan disuguhi pertunjukan tari
tradisional yang sangat menarik. Setelah puas menonton kegiatan tari
tradisional, Anda juga bisa mencicipi sajian khas desa ini yang dimasak dengan
cara tradisional.

4. Desa Trunyan

desa trunyan
kintamani.id

Desa Trunyan atau Terunyan memang
menjadi salah satu desa adat di Bali yang cukup mendunia. Desa yang berada di
tepi Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini bisa Anda kunjungi
dengan mengendarai perahu menyeberangi Danau Batur.

Desa Trunyan sangat terkenal dengan
keunikan prosesi pemakamannya, sehingga menarik perhatian wisatawan lokal dan
macanegara. Tradisi ini terbilang cukup unik karena masyarakat Desa Trunyan
tidak menguburkan jenazah melainkan hanya membaringkan jenazah diatas tanah
yang ada dibawah pohon Taru Menyan. Untuk itulah desa ini bernama Desa Trunyan.

Pemakaman ini sering juga disebut
sebagai Sema Wayah yang mana disekitanya hanya terdapat 11 makam, jadi jenazah
harus diletakkan secara bergantian. Masyarakat Desa Trunyan tidak menambah
jumlah makam karena leluhur mereka memberikan aturan jika Anda jenazah baru,
makan jenazah yang sudah lama atau yang telah menjadi tulang belulang harus
dikeluarkan.

Meskipun jenazah di desa ini tidak dimakamkan,
namun Anda tidak akan mencium aroma busuk saat berkunjung kesini. Masyarakat
setempat meyakini jika pohon Taru Menyan tersebut memiliki aroma tersendiri
sehingga mampu menetralkan aroma busuk di sekitarnya.

5. Desa Kapal

Desa Adat di Bali
kabarwisatakita.blogspot.com

Desa adat di Bali yang terakhir ada
Desa Kapal yang berada di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Desa ini juga
menjadi incaran para wisatawan karena sarat akan budaya dan juga memiliki
keunikan tersendiri.

Ragam tradisi masih dilestarikan dan
dijunjung tinggi oleh penduduk desa ini. Untuk itu, jika Anda berkunjung
kesini, kemungkinan Anda bisa melihat salah satu tradisi yang sedang digelar
oleh penduduknya, salah satunya adalah tradisi Aci Rah Pengangon atau tradisi
perang Tipat – Bantal.

Tradisi perang Tipat- Bantal ini
biasanya dilaksanakan sekitar bulan September hingga Oktober setiap purnama
kapat atau bulan purnama keempat dalam penanggalan Bali.

Selain ragam tradisi yang menarik
perhatian, desa adat di Bali yang satu ini juga memiliki sebuah Pura yang cukup
terkenal  yaitu Pura Sada. Pura ini
berlokasi di sekitar pemukiman penduduk dan dipercaya sebagai salah satu pura
tertua yang konon dibangun di kisaran tahun 830 Masehi.

Tak hanya itu, tentunya Anda juga
akan disuguhi oleh pemandangan khas pedesaan yang sangat indah yang mempu
menyegarkan mata Anda. Hal ini dikarenakan kawasan Desa Kapal tidak sepadat
kota sehingga menghadirkan suasana yang tenang dan damai.

seperti kemarin